Wellcome Bunda

selamat datang ayah dan bunda..kami komite sekolah PAUD AISYIYAH NURAINI JOGJA mencoba sharing bersama tentang hal-hal terkait tumbuh kembang anak kita. blog ini tersedia bagi para ayah dan bunda yang ingin lebih tahu akan perkembangan anak-anaknya dan bagi ortu yang tidak sempat datang di acara "PARENTING" yang diadakan setiap bulannya disekolah kami.
monggo..silahkan dibaca.

Rabu, 30 Mei 2012



3 Situs Ini Bisa Untuk Anak Belajar
Cemas melihat anak yang hobi berselancar di dunia maya? Arahkan mereka menggunakan search engineatau mesin pencari khusus anak. 

Dengan begitu bisa mencegahnya ‘mampir’ di situs-situs yang tidak pantas mereka datangi. Situs-situs ini bisa Anda tambahkan pada ‘bookmark’.  Walaupun begitu, sebaiknya orangtua tetap mendampingi atau setidaknya mengawasi isi halaman website yang didatangi anak-anak.

Sabtu, 26 Mei 2012

Ketika anak berbohong





  • pinokio.jpgAnda sudah melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi agar si kecil tidak berbohong. Tapi kali ini Anda curiga ia berbohong. Anda betul-betul penasaran dan berusaha membuatnya mengaku. Tapi semakin Anda berusaha, ia justru semakin teguh mempertahankan kebohongannya. Nah, jangan-jangan itu bukan karena ia pembohong, tapi cara Anda merespon yang kurang tepat. Anda bisa menyimak contoh berikut:

Minggu, 29 April 2012

Bolehkah Berbohong pada Anak?

Seringkali, orangtua menemui kesulitan saat harus mengatakan kebenaran pada anak. Itu sebabnya, sadar atau tidak sadar, orangtua sering melontarkan ‘bohong putih’.Thia (6 tahun) sering diejek teman-temannya dengan sebutan ‘gendut’. Vani, sang mama, selalu menghibur Thia dengan mengatakan bahwa Thia tidak gemuk dan meyakinkan anaknya bahwa teman-temannya salah. Ketika masuk SD, Thia baru tahu bahwa selama ini mamanya telah membohonginya soal konsep gemuk dan kurus. Thia pun merasa kecewa pada sang mama.'Bohong putih' sering diartikan para orang tua sebagai kebohongan untuk tujuan baik anak. Dalam hal ini, untuk menyederhanakan masalah atau melindungi kepolosan anak yang belum cukup umur mengerti topik pembicaraan tertentu. Meski banyak orang menganggap 'berbohong putih' yang dilakukan sesekali tidak apa-apa, namun dari sisi psikologi perkembangan anak, 'berbohong putih' tetaplah suatu kebohongan yang bisa berdampak negatif bagi anak. Inilah beberapa dampak ‘berbohong putih’ pada anak:• Anak tidak dididik soal moral baik dan buruk, dengan cara tidak mengatakan hal sebenarnya.• Membuat anak menerima pesan yang salah dan membingungkan, yang dapat memengaruhi mereka dalam kehidupan bermasyarakat kelak. • Menimbulkan tanda tanya dan rasa tidak nyaman pada anak.• Membuat anak meniru cara yang dicontohkan orang tuanya jika kelak ia berada di situasi sama. Tidak mau anak jadi pembohong cilik, kan?• Membuat anak tidak belajar mengembangkan nalarnya, karena ia seolah-olah dibungkam dengan jalan pintas. Padahal, anak seharusnya memiliki kemampuan analitik untuk belajar mengapa begini mengapa begitu.Jadi, apa yang sebaiknya Anda lakukan? Ahli perkembangan anak mengatakan bahwa yang terbaik adalah menghindari berbohong. Selalu jawab dengan jujur dan beri anak penjelasan sesuai kemampuannya menyerap informasi.









Rabu, 04 April 2012



Orangtua Harus Tahu Cara Tepat Menghadapi Anak Kejang
Para orangtua penting mengetahui cara menangani anak yang mengalami kejang demam, khususnya balita. Karena hal tersebut bisa berakibat fatal bagi perkembangan balita, bahkan bisa menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan. Hal tersebut ditegaskan dr Fedrick Hendrik selaku Group Product Manager Pt Actavis Indonesia dalam acara talk show bartajuk Cerdas Atasi Kejang Demam Si Kecil, di Hotel Aryaduta Medan, Sabtu (3/3). "Begitu banyak hal yang perlu diketahui orangtua dalam memberikan pertolongan pertama untuk si buah hati, orang tua harus tahu cara yang tepat untuk menangani masalah tersebut," katanya.
Sementara itu, dr Yazid Dimyati SpA(K), dokter spesialis anak mengatakan, kejang merupakan kondisi darurat yang sering dijumpai pada anak. Kejang adalah manifestasi klinis akibat lepasnya muatan listrik yang berlebihan di otak, dapat berupa gerakan tangan/kaki yang tidak terkendali, gangguan sensorik ataupun perilaku.
“Kejang pada anak dapat terjadi secara berulang tanpa penyebab, dengan interval waktu lebih dari 24 jam disebut epilepsi. Kejang tersebut merupakan hal yang menakutkan dan sering berulang di rumah, oleh karenanya peran orangtua sangatlah diharapkan,” ujar Yazid yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDI) Cabang Sumatera Utara.
Dijelaskannya, jenis kejang dapat beragam, serta sejumlah karakteristik pembedanya, diantaranya bila kejang akibat infeksi susunan saraf pusat, umumnya tidak akan berulang. Namun bila kejang terjadi saat demam akibat proses diluar otak disebut kejang demam dan kejang dapat sering berulang sampai usia 5 tahun. Sedangkan jika kejang tanpa demam dan pernah berulang disebut epilepsy dan kejang dapat berulang kapan saja.
Selain itu, kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak usia 6 bulan-5 tahun. Usia tersering dari 17-23 bulan, dimana 80% di antaranya merupakan kejang demam sederhana dan sisanya 20% kejang demam kompleks.
Kejang demam memang harus diwaspadai karena dari 20 persen merupakan kejang demam komplek dan 8 persen diantaranya kejang terjadi lebih dari 15 menit, 16 persen lainnya kejang berulang dalam waktu 24 jam, dan 2-4 persen adalah kasus kejang demam menjadi epilepsi, hingga pada usia kurang dari 1 tahun sulit dibedakan dengan infeksi Susunan Saraf Pusat (meningitis, ensefalitis),” jelasnya.
Dia menambahkan, dalam menghadapi anak kejang, sebaiknya orangtua jangan panik, namun jangan pula meremehkannya, dan apabila terjadi kejang demam pada anak, maka orangtua perlu mempersiapkan obat penghenti kejang (diazepam rectal), thermometer, dan obat demam.
Selain itu, beritahukan kepada keluarga bahwa kejang anak dapat berulang, ajarkan orang di rumah (pengasuh/anggota keluarga) cara memakai obat kejang, serta pastikan ke dokter apakah anak terserang kejang atau bukan. 


Kamis, 29 Maret 2012

Cara mengatasi demam pada anak

Demam adalah alasan terbanyak orangtua membawa anaknya ke dokter. Apalagi jika orangtua tidak memiliki ilmu yang cukup mengenai demam, penyebab demam & tatacara merawat anak demam.

Bahayakah demam itu ? Burukkah demam itu ?
Tidak ada sesuatu yang 100% buruk atau 100% baik. Demikian juga dengan demam. Tuhan pasti memiliki maksud dibalik fenomena demam.
There is something for many reasons.
Tubuh kita diciptakan oleh Tuhan dengan dilengkapi mekanisme pengaturan yang canggih, termasuk mekanisme pengaturan suhu.
Di otak kita terdapat termostat bernama hipotalamus yang mengatur mekanisme ini. Tepatnya terdapat pusat pengaturan suhu disebut juga SET POINT. Pengatur suhu tubuh ini akan memastikan tubuh kita senantiasa pada suhu konstan (sekitar 37C) .
Demam adalah kondisi dimana otak (melalui Set Point) memasag suhu diatas setting normal yaitu > 38C. Namun demikian demam yang sesungguhnya adalah bila suhu >38.5C. Akibat kenaikan setting suhu tubuh tsb, maka tubuh akan memproduksi panas melalui tahapan : menggigil hingga mencapai suhu puncak à suhu demam stabil à suhu mulai turun.
Bagaimana dan mengapa timbul demam ?
Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh beredarnya molekul kecil dalam tubuh, yaitu PIROGEN – suatu zat pencetus panas.

Apa yang menyebabkan terjadinya peningkatan pirogen ?
Penyebabnya antara lain : infeksi, radang, keganasan, alergi. Teething, dll. Pada saat terserang infeksi, sistem imun tubuh kita akan membasmi infeksi tsb dengan serangan leukosit (sel darah putih).
Agar tugas leukosit tsb efektif dan tepat sasaran, dibutuhkan dukungan banyak pihak termasuk pirogen, yang ebrtugas :
1. Mengerahkan sel darah putih (leukosit)
2. Menimbulkan demam yang akan membunuh virus. Karena virus tidak dapat hidup di suhu tinggi. Sementara itu virus akan tumbuh subut di suhu rendah.

Perhatikan hal berikut :
1. Selama infeksi masih berlangsung, memang harus ada demam.
2. Demam merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh untuk membasmi infeksi.
3. Prinsip utama adalah cari penyebab timbulnya demam. Dengan mengetahui sumber masalahnya, maka kita dapat bertindak secara rasional. Pada anak penyebab utamanya adalah infeksi virus.
4. Beri minum lebih banyak dari biasanya. Waspadai kemungkinan terjadinya komplikasi dehidrasi.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasi tatacara penanganan demam. Berikut kondisi kapan orang tua harus menghubungi dokter :
Bila bayi berusia < 3 bulan dengan suhu tubuh > 38C Bila bayi berusia 3 – 6 bulan dengan suhu tubuh > 38.3C Bayi dan anak berusia > 6 bulan, dengan suhu tubuh > 40C
Konsultasikan juga dengan dokter jika terdapat kondisi berikut :
Sama sekali tidak mau minum atau sudah dehidrasi; Gelisah, muntah, diare Iritabel atau menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan Tidur terus menerus, lemas dan sulit dibangunkan (lethargic)  Kejang; Kaku kuduk leher; Sakit kepala hebat Sesak napas Gelisah, muntah, daire.

TREATING FEVER
Point-point utama yang harus diperhatikan selama merawat anak demam adalah :
1. Mencari penyebab demam dan memperhatikan pola perilaku anak.
Amati tingkah laku anak. Jika perilaku anak hampir sama seperti biasanya, maka kita tidak perlu khawatir. Karena pada dasarnya demam itu bukan hal yang membahayakan.
2. Cegah dehidrasi.
Demam akan meningkatkan penguapan cairan tubuh. Karenanya bayi dan anak beresiko mengalami dehidrasi. Berikan cairan lebih banyak. Berikan air, air sup, jus buah segar yang dicampur air, es batu, es krim.
Bila muntah atau diare, berikan minuman elektrolit : pedialyte, oralit.
3. Ruangan dijaga agar tidak panas, pasang kipas angin. Anak memakai baju yang tipis.
4. Kompres air hangat atau berendam di ari hangat.
5. Biarkan anak memakan apa yang diinginkan. Jangan dipaksa. Hindarkan makanan berlemak, karena sulit dicerna oleh tubuh.
6. Meskipun anak dianjurkan untuk tidak masuk sekolah, bukan berarti ia harus berada di tempat tidur seharian.
7. Pemberian obat penurun panas mengikuti aturan berikut :
  • 102F (38.3C), uncomfortable : Beri obat penurun panas, kompres hangat
  • 104 (>40C) : Beri obat penurun panas, kompres hangat, hubungi dokter.


  • Ingat: DO NOT TREAT LOW GRADE FEVER (< 38.3C)



    Biang Keringat,bagusnya diapakan ya?

    Biang keringat timbul disebabkan karena tersumbatnya saluran kelenjar keringat sehingga terjadi peradangan dan umumnya akan hilang ketika si anak beranjak remaja.
    Apabila anak terkena biang keringat yang harus dijaga adalah kita cegah agar anak tidak terlalu kepanasan (mencegah produksi keringat yang berlebihan).Mandi adalah salah satu cara dan memakaikan baju yang tidak tidak panas dan menyerap keringat.Pada saat mandi sebaiknya tidak menggunakan sabun,cukup dengan di siram air lalu di lap kering dengan handuk.
    Penggunaaan salep dan bedak tidak membantu menghilangkan biang keringat justru menutup pori-porinya.

    Selasa, 27 Maret 2012

    Membiasakan Balita Makan Tepat Waktu



    Sebaiknya orangtua mengajarkan balita makan pada waktunya, termasuk selingan, sehingga ia terbiasa makan teratur. Bisa dilakukan dengan membiasakan diri makan bersama di meja makan. Kegiatan ini juga mengajarkan balita makan makanan sehat dan meningkatkan interaksi antar anggota keluarga. Tipsnya: 
    Tunjukkan Anda biasa makan dengan baik. Jika ia menolak makan suatu jenis makanan, dengan menghidangkannya di meja makan dan menunjukkan betapa nikmatnya hidangan tersebut tanpa harus menyuruh balita mencobanya, dapat merangsang keingintahuannya.
    • Sedikit jual mahal. Pada masa balita, terutama usia 2-3 tahun, anak senang menunjukkan otonominya, sehingga segala yang dieprintahkan kepadanya akan dijawa dengan perkataan, “Tidak.” Perlihatkan respon

    5 Siasat Balita Gemar Makan Makanan Bergizi



    Hadapi balita yang susah makan, memang tidak mudah. Apalagi jika diminta untuk melahap makanan bergizi. Kebanyakan, malah balita semangat untuk menolaknya! Namun, bukan berarti Bunda menyerah begitu saja dong. Ayo pantang mundur!

    1. Ajak ke dapur.
    Kenalkan peralatan memasak dan ijinkan anak bermain dengan panci dan kawan-kawannya itu. Khusus pisau dan garpu besar, Anda harus ketat mengawasi dan membatasi eksplorasinya agar ia tidak terluka. Jelaskan fungsi dan manfaat peralatan itu dan ajak anak untuk mencobanya. Misalnya  menimbang tepung atau mengocok telur. Merasa terlibat dalam proses pembuatan makanan, membuatnya lebih berselera makan.

    2. Kenalkan cara masak
    Hindari menu monoton dengan memvariasikan cara pengolahan bahan makanan. Dari bahan yang sama, bisa diolah dengan cara yang berbeda, mulai dari direbus, digoreng, dikukus, dipanggang, dibakar, dimasak tanpa api, hingga didinginkan/dibekukan. Tunjukkan pada anak saat Anda memanggang dan sebutkan alat pemanggangnya. Mengenalkan balita pada aneka cara masak menjadi sarana belajar tentang nutrisi.

    Memberi Kursus Pada Balita


    Dilihat dari minat dan kebutuhannya, balita sudah siap ikut kursus di luar jam sekolahnya. 

    Mengenalkan berbagai keterampilan ekstra di luar aktivitas balita di sekolah, sah-sah saja. Mau pilih les menari, menggambar, berbagai jenis olahraga ataupun belajar musik, semua tersedia. Namun, sebelum mendaftarkan balita dalam suatu kursus, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

    Trik Bangkitkan Selera Makan Balita


    Penampilan dan cara penyajian makanan sangat mempengaruhi selera makan anak. Coba sajikan sarapan balita dengan cara berikut:
    • Potong roti gandum kecil-kecil dan sajikan dengan saus, selai, atau sup. Atau, siapkan roti yang dibentuk dengan cetakan berbentuk, misalnya,  bebek.
    • Buat inisial nama balita di permukaan sup kental atau pure  menggunakan cream atau potongan sayuran yang dibentuk huruf.Beri taburan potongan sayuran kecil warna-warni di atas hidangan, atau meses warna-warni di atas panekuk, muffin, cupcake, atau roti
    • Buat smoothies yang sangat kental, dan katakan pada anak sebagai “es krim untuk sarapan”. Sajikan dengan whipped cream.
    copas from: majalah ayah bunda

    Makanan yang disukai balita

    Berbagai permasalahan makan pada balita sering memusingkan para orangtua. Susah makan, tidak suka makan buah/sayur, hingga picky eater. Tahukah Bunda dan Ayah, sebenarnya  makanan apa yang disukai balita? Cek di bawah ini.
    • Tekstur makanannya mudah dikunyah, lembut atau renyah.    
    • Aroma  tidak terlalu tajam, dan citarasanya tidak terlalu asin, manis atau berbumbu.
    • Suhu jangan terlalu panas atau terlalu dingin.
    • Warna tidak kusam atau pucat. Bila menggunakan pewarna, gunakan jenis yang alami –misalnya warna hijau dari daun suji atau warna kuning dari kunyit.
    • Bentuk menarik, dan bila mungkin lucu. Gunakan cetakan kue atau alat pemotong khusus untuk memotong keju, roti tawar, sayuran atau buah dan atur letaknya, misalnya potongan apel menjadi kelopak bunga, atau roti tawar sebagai sebentuk wajah.  
    • Ukuran tidak terlalu besar, sehingga mudah dipegang anak, namun tidak juga terlalu kecil agar anak tidak tersedak. 
    • Kaya variasi ia tidak akan merasa bosan bila Anda menyiapkan bekal yang berbeda setiap hari untuknya. Selain itu, tubuhnya juga akan menerima tambahan asupan zat gizi yang beragam.

    copas from: majalah ayah bunda

    Cara Jitu Membuat Balita Senang Makan

    Salah satu problem soal makanan yang harus dihadapi ibu setiap hari adalah memilih makanan yang disukai dan lantas disantap habis oleh seluruh anggota keluarga. Ayo kita cari cara agar dapat mencapai kompromi yang lezat untuk anak dan kita, orangtuanya. Mungkin ide-ide seperti ini dapat membantu menambah semangat balita kita untuk melebarkan seleranya, gigitan demi gigitan.



    • BUBUHKAN CERITA. Alex Guarnaschelli, seorangchef dan pembawa acara televisi serta ibu dua anak bercerita, “Ibu saya dulu punya buku resep makanan yang selalu terbuka di dapurnya.

    10 Cara Jadikan Anak Istimewa

    Jadikan anak Anda istimewa, agar dia bahagia.  Anda perlu trik khusus untuk memberitahu balita bahwa ia tetap dan akan terus menjadi anak yang sangat istimewa, terlepas dari usianya yang tidak bayi lagi.

    1. Kenali keunikannya dan bantu temukan jati dirinya. Anda tidak akan mengerti  ‘isi’ balita sekarang bila tidak dimulai dengan melihat dan memperhatikan dia. Kenali anak di usianya yang sekarang:

    10 Trik Bicara Kepada Balita

    Diajak bicara tak menoleh, bukan tanda si kecil tak tahu sopan santun. Di usia balita, perhatian mudah teralih dan anak belum paham dengan tata laksana berbicara dengan orang lain yang benar. Anda perlu membuatnya menatap Anda saat Anda mengajaknya bicara.
      
    1. Minta untuk menatap. Setiap anak terlihat tidak mendengar perkataan Anda, ulangi terus. Jika tetap  tampak tidak mendengar, segera minta dia untuk menatap Anda. “Adik, lihat Bunda dong. Bunda sedang bicara dengan adik, lho!” Katakan dengan nada  halus agar si kecil tidak merasa diintimidasi. Permintaan untuk menatap ini menjadi salah satu cara belajar anak, bahwa berbicara dengan orang lain harus dengan cara menatap lawan bicaranya.

    Pilih Kursus Sesuai Karakter Anak

    Jika anak ikut kursus yang sesuai dengan minat dan tahap perkembangannya, dapat membantu menggali, mengasah, dan mengoptimalkan bakat serta potensi anak. Hanya saja, Anda harus bijak dalam memilih dan menentukan jenis kursus buah hati Anda. Sesuai dengan karakternya!

    Ketika Rasa Ingin Tahu Balita Besar



    Coba-coba, buka tutup, masuk mulut, eits ... jangan marah dulu! Semua itu tanda rasa ingin tahu sedang sangat besar. 

    Balita 1 tahun, Bona, kini sedang giat memenuhi rasa ingin tahu dengan berbagai cara. Anak Anda seumur Bona?! Biarkan ia bereksplorasi sepuas-puasnya. Anda hanya perlu menemaninya sambil memberi penjelasan dan menjaga keamanannya.

    Belajar semua
    Jangan marah dulu jika buah hati Anda yang berusia 13-14 bulan berulang-ulang membuka tutup wadah mainan. Jangan pula memarahi ketika ia makan selembar daun yang ditemukannya. Begitu pula dengan aksi coba-cobanya yang membuat jantung deg-degan. Kasih tahu saja secara lembut tapi tegas bahwa ia harus hati-hati. Tindakannya itu gambaran hasrati ingin tahunya.

    Balita 1 tahun sedang mengembangkan “radar” ke segala penjur,u terutama untuk belajar hal-hal baru. Tak heran ia getol menyimak kata-kata Anda, juga mengamati cara Anda membuka dan menutup pintu kulkas. Yang jelas balita punya jendela multidimensi, yang melibatkan seluruh pancaindera untuk menyerap berbagai hal.

    Tujuannya, tentu untuk mengumpulkan bahan referensi dalam memorinya. Dengan begitu, ia semakin terampil mengatasi masalah dalam petualangan di tahun-tahun berikutnya.

    Lewat kata dan benda
    Orang tua harus memenuhi semua kebutuhan anak termasuk dalam memenuhi rasa ingin tahunya. Begitu pula ketika balita hendak menyentuh lilin yang menyala.

    Tantangan orang tua, lagi-lagi keamanan dan keselamatan. Bagi Anda yang punya anak dengan rasa ingin tahu yang besar, fasilitas dengan lingkungan yang memadai lagi aman bereksplorasi.

    Selain memberitahu anak secara verbal, berikan pula melalui contoh. Anda bisa mengatakan, buka tutup wadah berisiko tercepit dan cedera atau api panas sehingga membuat kulit perih. Walau begitu, Anda tetap perlu menjelaskan bagaimana benda bisa diambil ketika wadah dibuka dan sebaliknya

    Bagi balita 1 tahun yang penasaran, sediakan berbagai mainan yang mengajarkan konsep “sebab-akibat”, seperti Jack in the box. Juga mainan yang mengasah indera seperti leaning table atauactivity center dengan berbagai fitur seru.
    copas from: majalah ayah bunda

    Anak Lelaki Lebih Beresiko Buta Warna



    Buta warna adalah salah satu jenis kelainan mata yang banyak ditemukan pada balita. Penyebabnya adalah kerusakan pada sel kerucut di dalam retina, sehingga tidak mampu menangkap spektrum warna tertentu.

    Anak lelaki lebih bersiko. Pada mata normal, ada 2 jenis sel, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap warna putih dan hitam, sedangkan sel kerucut peka terhadap warna lainnya. Kelainan ini bersifat genetik dan gennya terkait pada kromosom X. Itu sebabnya, kebanyakan buta warna dialami oleh anak laki-laki.

    Gejalanya:
    • Bila anak telah berumur 5 tahun masih kesulitan menghapal warna dan menyebutkannya dengan benar.  Sejak anak berusia 4 tahun Anda sudah dapat menemukan gejala butawarna, karena diusia ini anak seharusnya sudah mulai  mengenali warna dan menyebutkannya secara verbal. Ujilah kondisi mata anak dengan  memintanya menyebutkan warna-warna krayon yang dipakainya untuk menggambar.
    • Bila anak sama sekali tidak tahu nama warna di usia 5 tahun.
    Cara mengatasinya belum berhasil ditemukan. Di Jepang saat ini masih terus dilakukan beberapa penelitian untuk dapat mengganti sel-sel kerucut pada retina yang mengalami kelainan bentuk atau kerusakan dengan sel-sel kerucut yang normal. Karena belum bisa diatasi, persiapkan anak sejak dini untuk menerima kelainan yang dimilikinya. Komunikasikan dengan guru di sekolahnya tentang kondisi anak Anda, karena mungkin dia akan mengalami kesulitan dalam bidang pelajaran melukis atau mewarnai gambar, juga dalam pergaulannya.


    Tanda balita buta warna
    Saat bermain balon warna-warni, balita kesulitan membedakan balon merah, kuning dan hijau. Lakukan tes ini untuk cek buta warna pada anak. 

    Anak umumnya bisa membedakan warna saat berusia 18 bulan. Kemampuan melihat warna akan meningkat ketika ia berusia 36 bulan. Anda perlu curiga bila di usia ini ia belum "kenal" warna, bisa jadi ia mengalami buta warna. Buta warna termasuk gangguan melihat warna yang diturunkan melalui gen dari orangtua pada anak. Inilah tanda-tanda yang perlu Anda perhatikan untuk cek buta warna pada anak:
    • Kesulitan membedakan warna yang mengandung unsur merah dan hijau, seperti ungu, violet dan biru.  
    • Kesulitan saat melihat warna dan kecerahannya.
    • Tidak mampu membedakan beberapa warna yang mirip.
    • Kesulitan menghafal warna yang mirip.
    Selain buta warna sebagian, ada pula buta warna akibat anka mengonsumsi obat keras tertentu, misalnya  obat-obatan untuk malaria dan TB, dalam waktu lama. Bila melihat tanda-tanda ini pada balita, segera konsultasikan ke dokter anak dan dokter spesialis mata agar bisa segera ditangani. 


    copas from: majalah ayah bunda

    Balita Suka Mengemut Makanannya



    Ada banyak penyebab mengapa balita suka mengemut makanannya atau tidak mau mengunyahnya. Sehingga Bunda perlu waktu lama saat menyuapinya.
    • Anak memiliki kelainan sensorik pada mulut, menghidap gangguan sistem pencernaan atau bisa juga karena makanan terasa membosankan.
    • Pada beberapa kasus, timbul sebagai upaya anak mencari rasa aman, misalnya karena ia mengalami trauma akibat dipaksan akan.
    Atasi dengan:
    • Hadapi dengan sabar, jangan memaksa anak mengunyah atau menelan makanan, namun beri dia penjelasan pentingnya menelan makanan.
    • Sajikan menu bervariasi, dengan penyajian menarik dan menggugah selera. Misalnya, makanan celupan memakai saus, hidangkan di piring atau mangkuk lucu.
    • Hindari pemberian makanan dengan rasa dan bau menyengat yang bisa memicu mual.
    • Periksa gigi, mulut dan tenggorokan anak. Bila ada gangguan kesehatan, bawa anak ke dokter

    copas from: majalah ayah bunda

    Balita Menuduh Orang Lain



    Akibat terlalu keras bereaksi terhadap tindakannya ia selalu mengalihkan kesalahannya pada adik atau hewan peliharaan.

    Melihat mug cantik oleh-oleh sahabat Anda pecah, balita 4 tahun menjawab, “Kucing yang mecahin, bu…”, ujarnya sambil menunjuk kucing yang sedang tertidur di sudut ruangan.

    Paham konsekuensi
    Kemampuan anak mengalihkan kesalahannya pada pihak lain biasanya muncul pada usia 3 - 5 tahun. Ini terjadi bisa karena balita dalam taraf coba-coba. Ia pun lantas mencoba mengelabui orang tuanya.

    Anak ingin tahu bagaimana reaksi ibu atau ayahnya jika tidak mengakui namun mengalihkan kesalahannya. Syukur-syukur orang tua percaya kibulannya. Dengan cara ini balita biasanya juga mencari perhatian.

    Namun, bisa juga ia berbohong karena memahami konsekuensi perilakunya. Ia memilih menunjuk pihak lain karena takut akan konsekuensi dari tindakannya. Mungkin dalam pikiran anak terbesit hukuman apa yang akan diterimanya jika ia berkata jujur, sehingga mau tidak mau, mereka mencari sasaran sebagai kambing hitamnya karena yang aman untuk menjaga kerahasiaan tindakannya.

    Korban yang dijadikan kambing hitam oleh anak-anak usia ini umumnya orang atau sesuatu yang dianggapnya aman, atau dianggap tidak mungkin mengadukan yang sebenarnya. Misalnya, adik bayi atau binatang yang kebetulan ada di tempat kejadian, seperti kucing atau kelinci.

    Hadiah kejujuran
    Jangan panik jika balita 4 tahun berperilaku demikian. Pahami penyebabnya mengapa ia melakukan ini. Apakah anak sedang mencoba mendapatkan perhatian Anda, atau jangan-jangan ia terlalu takut dengan konsekuensi yang biasa Anda terapkan.

    Reaksi keras umumnya justru membuat balita semakin segan untuk mengaku. Telaah kembali hukuman yang biasa Anda terapkan. Apakah terlalu berat buat anak atau reaksi Anda malah membuatnya takut.

    Ajaklah balita 4 tahun bicara dengan nada tenang. Jelaskan pentingnya kejujuran. Beri pemahaman bahwa Anda sangat menghargai jika ia mau berkata jujur. Katakan bahwa kejujuran lebih penting dari benda yang ia pecahkan. Namun Anda harus konsisten dengan perkataan tersebut. Jika terulang lagi dan balita berkata jujur, Anda harus menghargai kejujurannya.
     copas from: majalah ayah bunda

    Balita Corat-Coret



    Corat-coret bukan sekadar kegiatan mengotori tembok, kertas atau buku dan majalah. Ini ajang penting untuk melatih motorik halus. 

    Asyik juga mengamati balita mencoret-coret tembok, kertas atau apapun yang ada didekatnya. Menakjubkan, karena yang bagi orang dewasa itu coretan itu bagaikan benang kusut tapi  balita begitu menikmati aktivitas ini. Dia begitu bangga dan begitu bahagia mengamati hasil coretannya.

    Sebenarnya aktivitas coret-coret ini adalah awal dari aktivitas menulis, saat itu balita 1 tahun senang meniru kebiasaan orang dewasa di sekitarnya. Dia mengamati kita !..

    Kenapa coretannya masih seperti benang kusut? Karena balita 1 tahun walaupun sudah mampu memegang krayon/pensil dengan benar tapi dia belum mampu untuk mengendalikan gerak motorik halusnya. Sehingga hasil coretannya akan tampak seperti benang kusut.

    Coretan benang kusut ini akan terjadi dengan alat tulis apapun yang kita berikan. Ini adalah tahap awal belajar mereka untuk memulai proses menulis. Jangan dulu latih  balita untuk mewarnai gambar. Biarkan saja balita kita asyik bereksplorasi dengan crayon dan coretannya.

    Apa aja yang harus dilakukan oleh orang tua untuk membantu balita melalui tahap ini ? :
    • Jangan pelit memberikan kertas dan krayon untuk membantu balita mengembangkan keterampilannya dan menguatkan otot jarinya.
    • Dampingi balita ketika sedang melakukan aktivitas mencoret-coret ini. Karena bisa saja balita bosan mencoret-coret kertas, dia berpindah mencoret tembok, kursi bahkan mencoret dirinya sendiri. Ketika kebosanan mendera balita, bisa saja balita coba-coba memasukkan crayon/spidol ke dalam mulutnya.
    • Jangan hanya terpaku pada kegiatan mencoret-coret ini. Lakukan variasi kegiatan di saat dia sudah kelihatan mulai bosan mencoret-coret. Seperti bernyanyi sambil bertepuk tangan misalnya. Jadi balita bisa mengembangkan keterampilannya yang lain.
    copas from: majalah ayah bunda

    Balita Belajar di Playground



    Tak hanya bermain, di playground anak juga belajar. Bermacam alat bermain di playground tak hanya asyik dimainkan, tapi juga merupakan sarana latihan otot-otot tubuh anak dan tempat untuk belajar berbagai hal. Permainan seperti apa saja dan bagaimana manfaatnya?

    Bermain Terowongan 

    Anak belajar:
    • Berani. Suasana di dalam terowongan cukup menyeramkan bagi anak-anak karena agak gelap dengan sumber cahaya hanya berasal dari ujung terowongan, udara juga lebih dingin dan suara jadi bergema. Dia harus berani maju terus karena ia tak mungkin bisa berbalik arah.
    • Sabar. Untuk melewati terowongan, anak harus merangkak sehingga butuh waktu lebih lama. Dibutuhkan kesabaran untuk sampai di ujung terowongan. Saat merangkak ini, kekuatan otot tangan dan kaki menjadi andalan sehingga otot di kedua bagian ini diperkuat. 
    • Kesadaraan spasial. Di dalam terowongan, anak harus bisa mengukur jarak antara tubuhnya dengan dinding di sebelah kanan-kiri-atas terowongan agar tubuhnya tidak membentur dinding terowongan. Kesadaran spasial ini juga dibutuhkan anak saat tidur, ketika ia bisa memperkirakan luas tempat tidurnya sehingga ia tidak jatuh dari tempat tidur.
    Bermain Perosotan
    Anak belajar:
    • Berani menghadapi ketinggian karena dia harus meluncur dari tempat yang tinggi.
    • Keseimbangan, saat anak menaiki tangga dan meluncur dari perosotan.  Anak harus bisa menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak terguling dan bisa sampai di ujung bawah perosotan dengan posisi tetap duduk tegak.
    • Sabar mengantre mendapatkan giliran untuk merosot. Perosotan harus dimainkan secara bergantian untuk menghindari tabrakan dengan anak lain, bila suasananya ramai. Ajarkan anak untuk menunggu agar anak lain yang meluncur sampai di bawah lebih dulu, sebelum giliran anak Anda. 
    • Berbagi karena mainan perosotan adalah mainan yang bisa dimainkan beramai-ramai. Anak harus mau berbagi dengan anak-anak lain yang juga ingin ikut bermain.
    Bermain Kolam bola
    Anak belajar:
    • Keseimbangan karena berdiri diantara bola-bola bisa membuatnya tidak stabil. Berusaha untuk tetap stabil berarti menjaga keseimbangan.
    • Mengenal warna primer dari bola merah, biru, kuning serta hijau.
    • Bersosialisasi karena permainan ini lebih seru bila dimainkan bersama-sama. Dia juga bisa bermain imajinatif, misalnya berkhayal berenang di laut.
    Bermain Monkey bar
    Anak belajar:
    • Kekuatan otot telapak tangan, lengan dan perut untuk menahan bobot tubuhnya.
    • Berbagi karena mainan ini bisa dimainkan beramai-ramai.
    • Mengantre. Satu anak menyelesaikan permainan baru bisa dilanjutkan anak yang lain, tidak bisa dimainkan bersama-sama. 
    Bermain Ayunan
    Anak belajar:
    • Kendali tubuh karena yang menggerakkan ayunan itu bukan hanya  dorongan orang lain, tapi juga dari gerakan tubuh yang mengayun ke depan dan ke belakang. Cepat atau lambatnya gerak ayunan tergantung   si kecil mengendalikan tubuhnya.
    • Keseimbangan. Sambil berayun-ayun dia harus belajar menemukan titik keseimbangan tubuhnya agar dia tidak jatuh dari tempat duduknya.
    • Konsep cepat dan lambat. Balita belajar semakin kuatnya dorongan,  membuat ayunan bergerak semakin cepat. Ketika dorongan melemah, gerak ayunan pun melambat.
    Bermain Jungkat-jungkit
    Anak belajar:
    • Kerjasama karena permainan ini harus dimainkan oleh sedikitnya dua orang yang saling bekerja sama menggerakkan papan untuk naik atau turun.
    • Kontrol tubuh untuk gerakan naik-turun jungkat-jungkit.
    • Melatih otot kaki saat kedua kaki bekerja mendorong agar jungkat-jungkit naik dan menahan saat turun agar tidak  membentur permukaan tanah.
    • Prinsip fisika sederhana, yaitu tentang timbangan (ringan-berat) serta naik-turun.

    copas from: majalah ayah bunda

    Kuat di Musim Influenza



    Bunda selalu punya kiat agar anak tidak ikut tumbang di musim penyakit. Dokter dr. ALAN TUMBELAKA, SpA(K) akan menganalisa kiat bunda Yoshidara Puri Habsan (38), Project Executive,  agar Kay (2) kuat di musim influenza. 

    Sepanjang tahun, selalu saja ada musim influenza dan penyakit ini cepat sekali menular. Begitu ada satu orang di rumah kami yang sakit influenza, tidak berapa lama kemudian, semua ikut "tumbang". Bila teman Kay sakit, saya akan berusaha mencegah anak saya tertular dengan cara absen dulu bermain dengan teman yang sakit tersebut. Tetapi kalau orang di rumah yang sakit, perlu usaha ekstra untuk melindungi Kay. Cara saya:
    • Orang di rumah yang terkena influenza, saya minta mengenakan masker dan mengkarantina diri untuk meminimalkan penyebaran influenza.
    • Memastikan Kay mengonsumsi makanan bernutrisi lengkap dan seimbang - untungnya dia tidak pilih-pilih makanan. 
    • Memberi suplemen vitamin dan susu yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
    • Memperkenalkannya pada kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. Karena, rajin mencuci tangan salah satu cara ampuh menghambat penyebaran virus-virus influenza. 
    • Membiasakan anak aktif bergerak tetapi tidak sampai kelelahan, yaitu diimbangi dengan tidur yang cukup. 
    Penilaian dokter:    
    Flu adalah penyakit musiman. Di negara dengan empat musim, epidemik influenza berlangsung pada musim gugur dan dingin, sekitar bulan Oktober sampai Maret. Sementara di negara tropis, seperti di Indonesia, penyakit influenza berlangsung sepanjang tahun, puncaknya terjadi pada musim hujan. Virus influenza menyukai daerah kelembaban yang rendah ditambah dengan temperatur rendah. Saat pergantian musim juga sering merebak influenza karena menurunnya daya tahan tubuh menghadapi cuaca yang berubah-ubah. 
    Ada tiga tipe influenza musiman, yaitu tipe A, B dan C. Dari ketiga tipe virus tersebut, virus tipe A paling banyak menjangkit orang. Saat ini virus tipe A(H1N1) dan A(H3N2) adalah jenis virus yang bisa menular langsung antar manusia. Beberapa tindakan pencegahan influenza yang dilakukan ibu di atas, sudah tepat. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam pencegahan penularan influenza adalah:
    • Segera buang tisu yang digunakan untuk menutup mulut dan hidung ketika Anda batuk atau bersin.
    • Hindari menyentuh mata, hidung atau mulut karena kuman menyebar lewat sana.
    • Pemberian vaksin, cara paling efektif untuk mencegah penularan influenza.
    copas from: majalah ayah bunda

    Atasi insiden di sekolah Hari pertama balita di sekolah biasa diwarnai insiden: lambat bersiap-siap, tak mau masuk kelas, nempel dan tak mau jauh dari bunda, hingga mengamuk minta pulang. Jangan menyerah, terapkan solusi dari kepala sekolah preschool kepompong jakarta, Candi Rasyidi. Problem: tidak mau sekolah, mengamuk dan minta pulang. Atasi dengan: Hindari argumentasi, dengarkan keinginan anak. Persiapkan dia- sekali lagi. Ajak ia ngobrol tentang sekolah, ceritakan kegiatan di sekolah yang menarik hatinya. Beri hadiah jika ia mau pergi sekolah. Jangan jadikan membolos seolah lebih menyenangkan dibanding bersekolah. Jika masih gagal, konsultasikan dengan sekolah untuk dibantu. Misalnya meminta guru melakukan pendekatan ke anak, belajar di kelas diganti kegiatan di luar agar anak nyaman, atau tunda masuk sekolah hingga anak siap. Problem: mau sekolah, tapi menolak masuk kelas. Solusi: Sabar. Temani anak sampai benar-benar merasa aman dan terbiasa dengan lingkungan sekolah. Pelan-pelan ajak masuk kelas. Lakukan bertahap: mengintip dulu, berdiri di depan pintu, ajak anak masuk mengikuti satu kegiatan yang menurutnya asyik (menyanyi, bermain, makan). Beri waktu beberapa hari sampai dia siap. Problem: tak mau ditinggal bunda di kelas. Solusi: Temani anak di kelas sampai dia aman dan terbiasa. Tunjukkan keakraban dengan guru agar anak melihat kedekatan hubungan anda. Setelah anak terbiasa di kelas, buat jadwal meninggalkannya di kelas. Katakan, "Nanti bunda jemput, ya!" daripada bilang, "Bunda tinggal dulu, ya!" Kata-kata pertama membuat anak tenang sehingga merasa aman. Problem: mogok sekolah karena ada teman yang mem-bully. Solusi: Waspada dan cepat tanggap terhadap cerita anak. Cari informasi dari pihak sekolah tanpa berkesan menghakimi atau menyalahkan. Pihak sekolah akan membantu mengatasi ini. Problem: mogok sekolah karena tidak suka ibu atau bapak guru. Solusi: Diskusikan dengan pihak sekolah untuk mencegah kesalahpahaman, sekaligus cari jalan keluar terbaik. Karakter tiap anak berbeda-beda, bisa jadi ada program, sistem atau karakter guru yang tidak cocok dengannya. Problem: lambat bersiap-siap sehingga terlambat ke sekolah. Solusi: Cari tahu penyebabnya. Jika karena menonton tv, matikan tv di pagi hari. Jika karena ingin bermain, singkirkan mainan. Jadikan kegiatan bersiap sekolah menyenangkan, misalnya sambil membicarakan baju yang akan dipakai, bekal yang akan dibawa, atau antusias mengingatkan anak pada acara di sekolah hari itu, seperti menyanyi atau pertunjukkan boneka. Pastikan kegiatan tersebut memang ada, agar anak tidak kehilangan kepercayaan pada Anda.


    x
    Hari pertama balita di sekolah biasa diwarnai insiden: lambat bersiap-siap, tak mau masuk kelas, nempel dan tak mau jauh dari bunda, hingga mengamuk minta pulang. Jangan menyerah, terapkan solusi dari kepala sekolah preschool kepompong jakarta, Candi Rasyidi.

    Problem: tidak mau sekolah, mengamuk dan minta pulang.
    Atasi dengan:
    • Hindari argumentasi, dengarkan keinginan anak.
    • Persiapkan dia- sekali lagi. Ajak ia ngobrol tentang sekolah, ceritakan kegiatan di sekolah yang menarik hatinya.
    • Beri hadiah jika ia mau pergi sekolah. Jangan jadikan membolos seolah lebih menyenangkan dibanding bersekolah. 
    • Jika masih gagal, konsultasikan dengan sekolah untuk dibantu. Misalnya meminta guru melakukan pendekatan ke anak, belajar di kelas diganti kegiatan di luar agar anak nyaman, atau tunda masuk sekolah hingga anak siap. 
    Problem: mau sekolah, tapi menolak masuk kelas.
    Solusi:
    • Sabar. Temani anak sampai benar-benar merasa aman dan terbiasa dengan lingkungan sekolah.
    • Pelan-pelan ajak masuk kelas. Lakukan bertahap: mengintip dulu, berdiri di depan pintu, ajak anak masuk mengikuti satu kegiatan yang menurutnya asyik (menyanyi, bermain, makan). Beri waktu beberapa hari sampai dia siap.
    Problem: tak mau ditinggal bunda di kelas.
    Solusi:
    • Temani anak di kelas sampai dia aman dan terbiasa.
    • Tunjukkan keakraban dengan guru agar anak melihat kedekatan hubungan anda.
    • Setelah anak terbiasa di kelas, buat jadwal meninggalkannya di kelas. 
    • Katakan, "Nanti bunda jemput, ya!" daripada bilang, "Bunda tinggal dulu, ya!" Kata-kata pertama membuat anak tenang sehingga merasa aman.
    Problem: mogok sekolah karena ada teman yang mem-bully.
    Solusi:
    • Waspada dan cepat tanggap terhadap cerita anak. Cari informasi dari pihak sekolah tanpa berkesan menghakimi atau menyalahkan. Pihak sekolah akan membantu mengatasi ini.
    Problem: mogok sekolah karena tidak suka ibu atau bapak guru. 
    Solusi:
    • Diskusikan dengan pihak sekolah untuk mencegah kesalahpahaman, sekaligus cari jalan keluar terbaik. Karakter tiap anak berbeda-beda, bisa jadi ada program, sistem atau karakter guru yang tidak cocok dengannya.

    Problem: lambat bersiap-siap sehingga terlambat ke sekolah. 
    Solusi:
    • Cari tahu penyebabnya. Jika karena menonton tv, matikan tv di pagi hari. Jika karena ingin bermain, singkirkan mainan.
    • Jadikan kegiatan bersiap sekolah menyenangkan, misalnya sambil membicarakan baju yang akan dipakai, bekal yang akan dibawa, atau antusias mengingatkan anak pada acara di sekolah hari itu, seperti menyanyi atau pertunjukkan boneka. Pastikan kegiatan tersebut memang ada, agar anak tidak kehilangan kepercayaan pada Anda.    

    copas from: majalah ayah bunda

    Beberapa Jenis Tes Alergi



    Tes alergi dapat membantu Anda menentukan penyebab alergi. Tetapi tes ini baru dapat digunakan bila telah dilakukan wawancara yang teliti mengenai timbulnya alergi pada anak Anda. Berikut beberapa jenis tes untuk mengetahui alergen.

    Tes tusuk kulit (Skin Prick Test)
    Gunanya:  memeriksa alergi terhadap alergen yang dihirup (debu, tungau, serbuk bunga) dan alergen makanan (susu, udang, kepiting), hingga 33 jenis alergen atau lebih.
    Prosedur: 
    • Untuk menjalani tes ini, usia anak minimal 3 tahun dan dalam keadaan sehat serta ia tidak baru meminum obat yang mengandung antihistamin (anti-alergi) dalam 3–7 hari (tergantung jenis obatnya).
    • Tes dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam. Kulit diberi alat khusus disebut ekstrak alergen yang diletakkan di atas kulit dengan cara diteteskan. Ekstrak alergen berupa bahan-bahan alami, misalnya berbagai jenis makanan, bahkan tepung sari.
    • Tidak menggunakan jarum suntik biasa tetapi menggunakan jarum khusus, sehingga tidak  mengeluarkan darah atau luka, serta tidak menyakitkan.
    • Hasil  tes diketahui dalam 15 menit. Bila positif alergi terhadap alergen tertentu, akan timbul bentol merah yang gatal di kulit.
    • Tes ini harus dilakukan oleh dokter yang betul-betul ahli di bidang alergi-imunologi karena tehnik dan interpretasi (membaca hasil tes) lebih sulit dibanding tes lain.
    Tes tempel (Patch Test)
    Gunanya: mengetahui alergi yang disebabkan kontak terhadap bahan kimia, misalnya pada kasus penyakit dermatitis atau eksim.
    Prosedur:  
    • Dilakukan pada anak usia minimal 3 tahun.
    • Dua hari sebelum tes, anak tidak boleh melakukan aktivitas yang berkeringat atau mandi. Punggungnya pun tidak boleh terkena gesekan dan harus bebas dari obat oles, krim atau salep.
    • Tes akan dilakukan di kulit punggung. Caranya, dengan menempatkan bahan-bahan kimia dalam tempat khusus (finn chamber) lalu ditempelkan pada punggung anak. Selama dilakukan tes (48 jam), anak tidak boleh terlalu aktif bergerak.
    • Hasil tes didapat setelah 48 jam. Bila positif alergi terhadap bahan kimia tertentu, di kulit punggung akan timbul bercak kemerahan atau melenting.
    Tes RAST (Radio Allergo Sorbent Test)
    Gunanya: mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan alergen makanan.
    Prosedur: 
    • Dapat dilakukan pada anak usia berapa pun dan tidak menggunakan obat-obatan.
    • Dalam tes ini, sampel serum darah anak akan diambil sebanyak 2 cc, lalu diproses dengan mesin komputerisasi khusus. Hasilnya diketahui setelah 4 jam.
    Tes kulit intrakutan
    Gunanya: untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan.
    Prosedur: 
    • Dilakukan pada anak usia minimal 3 tahun.
    • Tes dilakukan di kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit.
    • Hasil tes dapat dibaca setelah 15 menit. Bila positif, akan timbul bentol, merah dan gatal.
    Tes provokasi dan eliminasi makanan
    Gunanya: mengetahui alergi terhadap makanan tertentu.
    Prosedur:
    • Dapat dilakukan pada anak usia berapa pun.
    • Diagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesis atau riwayat penyakit anak dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan dan tanda serta gejala alergi makanan sejak kecil.
    • Selanjutnya, untuk memastikan makanan penyebab alergi, digunakan  metode Provokasi Makanan Secara Buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge atau DBPCFC), yang merupakan standar baku. Namun karena cara DBPCFC ini rumit dan butuh biaya serta waktu tidak sedikit, beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap metode ini. Salah satunya, dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.  Caranya: dalam diet sehari-hari anak, dilakukan eliminasi (dihindari) beberapa makanan penyebab alergi selama 2–3 minggu. Setelah itu, bila sudah tidak ada keluhan alergi,  maka dilanjutkan dengan provokasi makanan yang dicurigai. Selanjutnya, dilakukan diet provokasi 1 bahan makanan dalam 1 minggu dan bila timbul gejala dicatat. Disebut sebagai penyebab alergi bila dalam 3 kali provokasi menimbulkan gejala. Tak perlu takut anak akan kekurangan gizi, karena selain eliminasi diet ini bersifat sementara, anak dapat diberi pengganti makanan yang ditiadakan yang memiliki kandungan nutrisi setara.
    Tes provokasi obat
    Gunanya: mengetahui alergi terhadap obat yang diminum.
    Prosedur: 
    • Dapat dilakukan pada anak usia berapa pun.
    • Metode yang digunakan adalah DBPC (Double Blind Placebo Control) atau uji samar ganda. Caranya, pasien minum obat dengan dosis dinaikkan secara bertahap, lalu ditunggu reaksinya dengan interval 15–30 menit.  
    • Dalam satu hari, hanya boleh satu macam obat yang dites. Bila perlu dilanjutkan dengan tes obat lain, jaraknya minimal satu minggu, bergantung dari jenis obatnya.
    copas from: majalh ayah bunda





    Anak Kecanduan Teknologi



    Mengenalkan teknologi kepada anak memang bisa dilakukan pada usia dini. Karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh positif bagi anak. Tapi jangan sampai keterusan sehingga anak lupa waktu untuk aktivitas lain yang lebih berguna bagi tumbuh kembangnya.

    Produk yang bisa membuat anak kecanduan teknologi sehingga lupa waktu, diantaranya:

    Televisi. Salah satu kesalahan orang tua adalah membebaskan anak untuk melihat televisi kapanpun dan menyerahkan semuanya ke babysitter. Anda sebaiknya menyiapkan aktivitas yang menarik untuk balita Anda seperti permainan balok, aneka boneka (untuk perempuan) atau mobil-mobilan unik untuk anak laki-laki, atau permainan lainnya. Tujuannya agar balita Anda sibuk dan tidak terus terpaku pada acara televisi yang belum tentu berefek positif dengan usianya. Usahakan pula selalu menemani anak saat mereka nonton televisi agar mampu menyeleksi acara mana saja yang boleh ditonton dan tidak.

    Komputer. Seperti halnya televisi, komputer kini bukan lagi barang aneh di setiap rumah dan bagi balita sekalipun. Tempatkan komputer di ruang keluarga sehingga dengan mudah Anda mengawasi apa saja yang dilakukan anak saat menggunakan komputer. Jika memungkinkan, sediakan komputer khusus untuk anak Anda dan didalamnya hanya diinstal program yang mendukung positif perkembangan anak.

    Video game. Saat ini banyak variasi game yang kerap dijadikan rengekan anak-anak saat minta hadiah. Seperti Playstation, Nintendo, Xbox, Wii atau perangkat game lainnya yang kerap membuat anak lupa waktu. Anda bisa melarang sama sekali permainan video game tersebut. Atau Anda bisa membolehkan dengan aturan yang jelas, semisal maksimal hanya 1 jam sekali per hari. Cermati pula game-game yang dimainkan dan hanya sediakan game yang memang dibuat untuk anak-anak.

    Kecanduankah Anak Anda?. Anak Anda bisa dikatakan kecanduan perangkat teknologi jika mereka:
    • Melupakan waktu makan, waktu tidur terganggu atau bergeser dan malas masuk sekolah / prasekolah
    • Hanya senang saat di depan komputer, TV atau video game, dan perilaku kurang baik saat anak Anda berhenti bermain
    • Lebih tertarik dengan video game ketimbang bermain dengan teman
    • Berbohong agar bisa main game
    • Bisa memicu kegemukan karena badan anak kurang bergerak
    • Mata memerah karena terlalu lama di depan layar komputer atau televisi

    copas from: majalah ayah bunda

    Cerdas Memilih Acara Kartun untuk Anak



    Balita mana yang tak hobi nonton film kartun? Berikut ini panduan memilih yang baik bagi mereka.

    Imajinasi! Itulah tawaran yang teramat menggiurkan dari sebuah film kartun bagi pemirsa anak. Imajinasi pemirsa anak seakan tergali sedalam-dalamnya ketika menyaksikan film kartun. Tak heran  anak pun  mengikuti gerakan bela diri, setelah ia menonton film animasi berisi adegan tersebut.      

    Lihat saja perilaku kucing dan tikus Tom & Jerry saling mengumbar dendam. Segala macam cara mereka lakukan agar lawan mendapat balasan setimpal. Kata-kata kasar, makian dan berbagai bentuk kekerasan menjadi bumbu yang 'menyedapkan' jalannya cerita.

    Anda rela anak berimajinasi ala dua tokoh populer itu? Tak cuma itu, seksualitas, baik dalam bentuk halus maupun kasar, terselubung atau pun terang-terangan, menjadi bagian dari film kartun yang patut Anda waspadai. 

    Tentu  tak semua film kartun penuh muatan negatif seperti itu. Ada juga film kartun yang dipersiapkan oleh tim khusus untuk perkembangan anak, sehingga layak tonton bagi balita Anda. 

    Ada Dora atau Diego yang menampilkan tokoh anak-anak yang penuh rasa ingin tahu dan berani. Bermacam pelajaran baru bisa memperkaya anak jika menonton film-film semacam ini. Tak hanya soal isi dan metode penyampaian yang dilakukan berulang-ulang, film pendidikan semacam ini juga mempertimbangkan soal warna, nada dan syair  untuk pemirsa anak. 

    Diet televisi. Kini saatnya Anda tengok kembali apakah tetap membiarkan anak menguasai remote control teve di rumah. Jika pun ada orang dewasa di rumah, yang mengawasi anak, apakah orang dewasa tersebut punya perhatian sama dengan Anda soal tayangan untuk anak? Jika tidak, ini saatnya untuk mulai berdiet televisi. 

    Ada beberapa hal yang patut Anda khawatirkan jika buah hati Anda menonton televisi sendirian, meski  tayangannya cocok untuk anak:
    • Daya kritis anak belum tumbuh, sementara televisi membuat simbol yang disampaikan sebagai absolut. Posisi anak rentan karena ia cenderung menganggap apa yang dilihat adalah benar. Bagaimana jika anak melihat dalam film kartun orang yang membuat kesal bisa dimatikan layaknya membunuh nyamuk?
    • Anak belum bisa membedakan fantasi dan dunia nyata.
    • Jika dicermati, film kartun seringkali menampilkan tokoh abu-abu padahal anak perlu panduan jelas mana yang baik dan mana yang tidak, agar tidak membingungkannya.
    • Selama anak menonton, berapa banyak iklan yang dilihatnya? Tidakkah bombardir iklan bisa mendorongnya konsumtif?  Apakah Anda yakin, iklan produk/acara televisi  saat jeda film/acara patut dilihat dan didengar anak?
    • Apakah Anda yakin anak bisa mencerna apa yang ada di layar kaca tanpa bantuan Anda?
    copas from: majalah ayah bunda.